Arsip Blog
Entri Populer
-
2.1 Pengantar Ejaan merupakan unsur yang penting dalam bahasa Indonesia, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Ejaan...
-
3.1 Pengantar Pilihan kata sering disebut pula dengan diksi. Dalam karang-mengarang, pemilihan kata merupakan satu unsur...
-
1.1 Pengantar Materi pembelajaran Sikap Bahasa yang disajikan pada bagian pertama modul Mata Kuliah Bahasa Indonesia Um...
Kategori
- Artikel (3)
Buku Tamu
Diberdayakan oleh Blogger.
Senin, 20 Agustus 2012
2.1 Pengantar
Ejaan
merupakan unsur yang penting dalam bahasa Indonesia, baik bahasa tulis maupun
bahasa lisan. Ejaan yang kita pakai sekarang adalah Ejaan Yang Disempurnakan.
Pada bulan Oktober tahun 2004 EYD berusia 32 tahun. Dalam usia itu sudah
sepatutnya jika ejaan tersebut menempati kedudukan yang mantap di tengah
masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Akan tetapi, dalam kenyataannya pemakaian
ejaan bahasa Indonesia belum memuaskan. Oleh sebab itu, perlu diadakan pembahasan
dan pelatihan tentang EYD dikalangan mahasiswa.
2.2 Standar Kompetensi
Akhir perkuliahan materi ini mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan Ejaan Yang Disempurnakan dalam penulisan, baik
penulisan makalah maupun laporan tugas-tugas yang diberikan dosen.
2.3 Materi
2.3.1 Penulisan Huruf
Abjad di Indonesia berjumlah 26 huruf
yang melambangkan bunyi-bunyi bahasa (fonem), terdiri dari 5 huruf vokal dan 21
huruf konsonan. Bahasa Indonesia juga mengenal gabungan huruf yang padu yang
lazim disebut Diftong. Jumlah diftong ada tiga yaitu ai, au, dan oi. Contoh diftong antara lain : pantai, pukau dan
amboi.
2.3.1.1 Huruf pada nama diri dan nama jenis
Nama
diri adalah nomina khusus yang mengacu ke nama geografi, nama orang atau
lembaga, dan nama yang berhubungan dengan waktu. nama diri ditulis dengan huruf
kapital. Sedangkan nama jenis merujuk
kepada jenis tertentu secara umum. Di dalam pedoman EYD nama jenis yang
tergolong sebagai nomina umum ditulis dengan huruf kecil.
Nama diri yang diatur penulisannya dalam
pedoman umum EYD berhubungan dengan :
1.
nama
gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, dan gelar keilmuan yang diikuti nama
orang
contoh kalimat:
a. Doktor Salim
Said terkenal kritis dalam memberikan ulasan di televisi.
b. Haji Agus
Salim seorang pahlawan pendidikan.
2.
nama
jabatan pangkat yang diikuti nama orang, instansi atau tempat
contoh
kalimat:
a.
Gubernur DKI Jakarta meresmikan pengunaan busway.
b. Kolonel Suparman berhasil mengungkap kasus korupsi kemarin.
3. nama bangsa,
suku bangsa, dan bahasa
contoh
kalimat:
a.
Di
penghujung tahun 2004 bangsa Indonesia
mengalami bencana yang amat besar.
b. Pulau Jawa terpadat penduduknya
di Indonesia.
c. Bahasa Indonesia belum menjadi tuan rumah di negaranya sendiri.
4. nama tahun,
bulan, hari, hari raya dan peristiwa sejarah
contoh
kalimat:
a.
Peristiwa itu terjadi pada tahun 1343 Hijriah.
b. Dahulu
pernah terjadi Perang Candu di negeri Cina.
5.
nama
khas geografi
contoh
kalimat:
a. Salah satu
daerah pariwisata di Sumatera adalah Danau
Toba.
b. Pulau Jawa
dan Pulau Sumatera dihubungkan oleh Selat
Sunda.
6.
nama
buku, majalah, surat
kabar dan judul karangan
contoh
kalimat:
a. Ayu
Utami mengarang novel Saman.
b. “Kiat
Mengatasi Gejala Penyakit Kejiwaan”.
2.3.1.2 Huruf pada nama julukan atau sebutan
Nama
julukan atau sebutan lain dari sebuah nama diri diperlakukan sebagai nama diri
dan dituliskan dengan huruf awal kapital.
Contoh
kalimat:
a. Dia
tinggal di Bandung, yang mendapat julukan Kota
Kembang
b. Aceh (Serambi Mekah) dikejutkan oleh peristiwa
gempa bumi dan tsunami.
c.
Dia
lebih dikenal sebagai Pak Raden
daripada Suryadi.
Kota
Kembang, Serambi Mekah, dan pak Raden dituliskan dengan huruf awal kapital
karena digunakan sebagai pengganti nama diri atau sebagai nama lain.
2.3.1.3 Huruf pada lambang bilangan
Angka digunakan untuk menuliskan
lambing bilangan atau nomor yang dinyatakan dengan angka Arab (1,2,3,4…) atau
angka Romawi (I,II,III,IV…). Kaidah penggunaan angka antara lain untuk:
1. menyatakan
ukuran panjang, berat, luas dan isi. Misalnya 5 meter, 2 ons dan 100 meter
2. menyatakan satuan waktu, misalnya
5 jam 30 menit
3.
menyatakan nilai uang, misalnya Rp 5.000,00, US$ 2,500.00,
100 yen
4. menyatakan kuantitas, misalnya 30
persen, 27 murid
5.
melambangkan
nomor yang diperlukan pada alamat. Misalnya Cempaka
Putih Tengah IV, No. 53.
6. memberi nomor bagian karangan dan
ayat suci, misalnya
Bab
IX, subbab 13, halaman 366
Surat
Al Ikhlas: 1 – 4
2.3.2 Penulisan Kata
2.3.2.1 Kata Baku dan Tidak Baku
Bahasa
Indonesia boleh dikatakan kaya akan kosakata. Kekayaan kosakata itu diperoleh
antara lain dari bahasa-bahasa daerah di Indonesia dan bahasa asing. Akan
tetapi, tidak semua kosakata itu dapat digolongkan dalam kosa kata baku bahasa Indonesia.
Sebuah
kata dapat dinyatakan baku
apabila kata tersebut digunakan sebagian besar masyarakat dalam situasi
pemakaian bahasa yang bersifat resmi dan menjadi rujukan norma dalam
penggunaannya. Sementara itu, sebuah kata dinyatakan tidak baku
apabila kata itu menyimpang dari norma kosakata baku (misalnya munculnya unsur kedaerahan
atau penyerapan kata asing yang tidak mengikuti kaidah yang berlaku).
Contoh
kosakata:
No.
|
Tidak
Baku
|
Baku
|
1.
|
kwitansi
|
kuitansi
|
2.
|
telor
|
telur
|
3.
|
sistim
|
sistem
|
4.
|
tampal
|
tambal
|
5.
|
korsi
|
kursi
|
Kosakata
baku memiliki
tiga sifat, yakni kebersisteman, kecendekiaan, dan keseragaman. Masing-masing
diuraikan sebagai berikut:
1. Kebersisteman
Sifat ini tercermin dalam bentuk kaidah
dan norma yang menunjukkan bahwa sifat kebakuan sebuah kata tidak dapat berubah
setiap saat, tetapi cukup luas memberikan peluang bagi kemungkinan terjadinya
perubahan bersistem. Bahasa baku
juga tidak menghendaki adanya bentuk kata yang kaku.
Contoh
:
a.
kata
langganan pada awalnya mempunyai makna ganda, yaitu orang yang melanggan dan
toko tempat berlangganan. Untuk keperluan pembakuan dan ketaatasasan dalam
sistem ketatabahasaan Indonesia
ditemukan bentuk-bentuk kata berikut: Langganan maknanya toko atau pihak yang
menyelenggarakan perlangganan, berlangganan maknanya berjual beli secara tetap,
melanggani maknanya berlangganan kepada seseorang, dan pelanggan maknanya orang
yang berlangganan
b.
kata
kebijakan dan kebijaksanaan yang untuk kepentingan kebersisteman dalam
peristilaan dibedakan dengan mengambil konsep dari Policy dan Wisdom. Akan
tetapi, kata dasar bijak dan bijaksana dapat diperlakukan sebagai dua kata yang
bersinonim, seperti terdapat pada slogan “orang bijak (sana) taat membayar pajak”.
2. Kecendekiaan
Kecendekiaan ditandai dengan kemampuan
sebuah kata yang digunakan secara tepat untuk mengungkapkan penalaran yang
teratur dan logis. Dalam kecendekiaan bahasa, diharapkan satu kata bahasa
Indonesia diawali satu konsep gagasan.
Contoh
kalimat cendekia:
a. ia berbicara
di pertemuan itu selama tiga jam
b. ia berbicara
mulai pukul 13.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB
3.
Keseragaman
Pada
hakikatnya proses pembakuan kata adalah proses penyeragaman kaidah pembentukan
kata. Penyeragaman dimaksudkan untuk menyamakan pemakaian kata dengan konsep
gagasan.
Contoh:
a. Istilah
pramugara dan pramugari lebih luas dan lazim dipakai daripada kata Steward atau Stewardess
b.
Kata
efektif dan efisien lebih lazim dipakai daripada kata sangkil dan mangkus
2.3.2.2 Kata Depan
Kata depan dalam bahasa Indonesia adalah di, ke, dan
dari. Kata
depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Akan tetapi, dalam kenyataannya masih banyak
pengguna bahasa yang kurang dapat membedakan kata depan dengan awalan. Untuk
mengatasi keraguan, pengguna bahasa dapat menentukan kata depan atau awalan dengan
cara berikut:
1. Jika
bentuk kata “di” dapat digantikan oleh ”ke” dan ”dari” atau sebaliknya, makna
kata ”di” tersebut termasuk kata depan dan harus dituliskan terpisah dari kata
yang mengikutinya.
Contoh:
a.
Di
samping saya terlihat banyak bangunan yang runtuh.
b.
Dari
samping saya terlihat banyak bangunan yang runtuh.
2.
Jika
bentuk kata “di” tidak dapat digantikan oleh “ke” dan “dari”, bentuk “di”
merupakan awalan dan harus dituliskan serangkai dengan kata dasar yang lazimnya
berkelas kata verba.
Contoh:
a. Anjing
itu dipukul adik sampai mati.
b. Binatang
itu keluar masuk hutan untuk mencari mangsanya.
2.3.2.3 Kata Ulang
Kata
ulang adalah bentuk kata yang dihasilkan dari proses perulangan dan dituliskan
secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Menurut bentuknya kata ulang
dibedakan menjadi empat jenis yaitu sebagai berikut:
1. Kata
ulang murni (perulangan kata dasar)
contoh: cepat-cepat, batuk-batuk,
kadang-kadang.
2.
Perulangan
berubah bunyi
contoh: bolak-balik, compang-camping,
tindak-tanduk
3.
Perulangan
berimbuhan
contoh: tolong-menolong,
hormat-menghormati, keheran-heranan
4.
Perulangan
sebagian. Kata ulang ini dalam bahasa Indonesia jumlahnya terbatas.
contoh: tetamu, lelaki,
tetumbuhan.
2.3.2.4 Gabungan Kata
Bahasa Indonesia mempunyai bentuk
dasar gabungan kata yang unsur-unsurnya memiliki pertalian yang erat dalam
mengungkapkan satu konsep gagasan. Unsur pembentuk gabungan kata itu ada yang
mandiri sebagai kata dan ada pula yang berupa bentuk terikat.
Gabungan kata yang unsur-unsurnya
mandiri ditulis terpisah. Misalnya kata bulu tangkis, kerja sama, dan tanggung
jawab. Sedangkan gabungan kata yang hanya mendapat awalan atau akhiran saja
unsur-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya bertanggung jawab, diberi tahu, dan
bekerja sama. Sebaliknya, gabungan kata yang memiliki awalan dan akhiran
sekaligus ditulis serangkai. Misalnya, mempertanggungjawabkan, diberitahukan
dan pertanggungjawaban.
Selain itu ada gabungan kata yang
sudah padu benar dan dianggap sebagai satu kata ditulis serangkai. Misalnya
matahari, daripada dan saputangan.
2.3.2.5 Bentuk Singkatan dan Akronim
Singkatan adalah bentuk bahasa yang
dipendekkan dari kata atau kelompok kata yang terdiri atas satu huruf atau
lebih. Di dalam bahasa Indonesia terdapat bentuk singkatan yang terdiri atas
gabungan huruf dan angka. Singkatan seperti itu banyak dijumpai pada nama diri,
seperti nama lembaga dan nama orang, serta kata-kata umum dalam bahasa Indonesia.
Singkatan tersebut dapat dituliskan dengan tanda
titik atau tanpa tanda titik.
Contoh:
Singkatan tanpa tanda titik Singkatan dengan tanda titik
BUMN Dr.
Ir. Priyono (gelar di depan)
PGRI Bustanuddin,
S.S. (gelar di belakang)
BP4 A.
S. Nungcik (singkatan nama di depan)
BP7 Emi
A.T. (singkatan nama di belakang)
Akronim
merupakan singkatan dari deret kata yang dapat berbentuk gabungan huruf, suku
kata, atau gabungan huruf dan suku kata. Hasil gabungan itu dianggap dan
diperlakukan sebagai kata. Akronim dapat dibedakan atas akronim nama diri dan
akronim bukan nama diri. Akronim yang berasal dari nama diri dituliskan dengan
huruf awal kapital. Sedangkan akronim yang bukan nama diri dituliskan dengan
huruf kecil.
Contoh akronim nama diri:
Depkes (Departemen Kesehatan)
Bappenas (
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
Kowad (
Korps Wanita Angkatan Darat)
Contoh akronim bukan nama diri:
Amdal (Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan)
Rapim (Rapat
Pimpinan)
Waskat (Pengawasan
Melekat)
2.3.3 Tanda Baca
Suatu
hal yang sering diabaikan dalam penulisan adalah tanda baca. Banyak sekali
pemakai bahasa yang kurang mengindahkan tanda baca ini. Padahal, tanda baca ini
sangat berperan dalam penulisan. Adanya tanda baca, dapat membantu pembaca
memahami suatu tulisan dengan tepat. Sebaliknya tidak adanya tanda baca, akan
menyulitkan pembaca memahami suatu tulisan, bahkan mungkin dapat mengubah
pengertian dari suatu kalimat.
Mengingat betapa pentingnya tanda baca ini supaya anda
dapat menggunakannya secara tepat, pelajarilah Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan. Perhatikan dengan teliti penempatan dan pemakaian
tanda baca secara tepat, berdasarkan contoh-contoh yang diberikan. Kemudian setelah
anda betul-betul memahaminya, kerjakanlah latihan-latihan yang disediakan
2.3.3.1 Pemakaian tanda baca
Pemakaian tanda baca dalam ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan mencakup pengaturan (1) tanda titik, (2) tanda koma, (3)
tanda titik koma, (4) tanda titik dua, (5) tanda hubung, (6) tanda pisah, (7)
tanda elipsis, (8) tanda tanya, (9) tanda seru, (10) tanda kurung, (11) tanda
kurung siku, (12) tanda petik, (13) tanda petik tunggal, (14) tanda ulang, (15)
tanda garis miring dan (16) penyingkat (Apostrof).
1. Tanda
titik (.)
a. Tanda
titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Misalnya:
1) W.S.
Rendra
2) Abdul
Hadi W.M.
3) Ach.
Sanusi
4) Dadan N.
b. Tanda
titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan
Misalnya:
1) Dr.
(doktor)
2) dr.
(dokter)
3) S.Ked.
(sarjana kedokteran)
4) M.Hum.
(magister humaniora)
5) Kol.
(kolonel)
6) Sdr.
(saudara)
7) Ny.
(nyonya)
c. Tanda
titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum, yang ditulis
dengan huruf kecil. Singkatan yang terdiri atas dua huruf diberi dua buah tanda
titik, sedangkan singkatan yang terdiri atas tiga buah huruf atau lebih hanya
diberi satu buah tanda titik.
Misalnya
:
Bentuk tidak baku
|
Bentuk baku
|
s/d (sampai dengan)
|
s.d. (sampai dengan)
|
a/n (atas nama)
|
a.n. (atas nama)
|
d/a (dengan alamat)
|
d.a. (dengan alamat)
|
u/p (untuk perhatian)
|
u.p. (untuk perhatian)
|
d.k.k.
(dan kawan-kawan)
|
dkk.
(dan kawan-kawan)
|
t.s.b.
(tersebut)
|
tsb.
(tersebut)
|
d.s.b. (dan sebagainya)
|
dsb.
(dan sebagainya)
|
d. Tanda
titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan,
jutaan dan seterusnya.
Misalnya:
1) Tebal
buku itu 1.150 halaman.
2) Minyak
tanah sebanyak 2.500 liter tumpah
3)
Jarak dari desa ke
kota itu 30.000 meter
Akan tetapi, jika angka itu tidak menyatakan suatu
jumlah, tanda titik tidak digunakan.
1) Tahun
1995
2) Halaman
1234
3) NIP. 130519977
e. Tanda
titik akhir kalimat tidak digunakan pada singkatan yang terdiri atas
huruf-huruf awal kata atau suku kata dan pada singkatan yang di eja seperti
kata (akronim).
Misalnya
1) DPR.
2) SMA
Negeri XX.
3) Sekjen
Depdiknas.
4) Tilang.
f.
Tanda titik tidak
digunakan dibelakang singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan
dan mata uang.
Misalnya
1) Lambang
Cu adalah lambang kuprum.
2) Seorang
pialang membeli 10 kg emas batangan.
3) Harga
karton manila itu Rp.500,00 per meter.
g. Tanda
titik tidak digunakan dibelakang judul yang merupakan kepala karangan, kepala
ilustrasi tabel dan sebagainya
Misalnya
1) Acara
Kunjungan Menteri Harmoko.
2) Bentuk dan
Kedaulatan (Bab I UUD 1945).
3) Azab dan
Sengsara.
h.
Tanda titik tidak
digunakan dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat serta dibelakang nama
dan alamat penerima surat.
Misalnya
:
1) Jalan
Harapan III/AB 19
2) Jakarta, 10 Agustus 1984
3) Yth.
Sdr. Imam Kurnia
Jalan Cisarua 12
Tasikmalaya
2. Tanda
koma
Ada kaidah yang
mengatur kapan tanda koma digunakan dan kapan tanda koma tidak digunakan.
a.
Tanda koma harus digunakan
diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
1) Saya
menerima hadiah dari paman berupa jam tangan, raket dan sepatu.
2) Satu,
dua, ....tiga!
3) Departeman Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi.
Catatan :
Jika penggabungan itu hanya terdiri atas dua unsur,
sebelum kata dan tidak dibubuhkan
tanda koma. Akan tetapi, jika penggabungannya terdiri atas lebih dari dua
unsur, diantara unsur-unsurnya ada koma, sebelum unsur terakhir dibubuhkan kata
dan.
b. Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan kalimat
setara yang satu dengan kalimat setara berikutnya yang didahului dengan kata tetapi, melainkan dan sedangkan.
Misalnya:
1) Dia
bukan mahasiswa Jayabaya, melainkan mahasiswa Atmajaya.
2) Saya
bersedia membantu, tetapi kau kerjakanlah dahulu tugas itu .
3)
Dialog Kristen-Islam
Regional di Bali tidak menghasilkan suatu simpulan, tetapi dialog seperti itu
sangat berguna.
4)
Pembangunan industri
bukan berarti membangun pabrik besar dan kecil saja, melainkan membangun
kesadaran dan kemampuan masyarakat yang terlibat dalam seluruh proses
industrialisasi.
c.
Tanda koma harus
digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat, apabila anak
kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. Biasanya, anak kalimat didahului
oleh kata penghubung bahwa, karena, agar,
sehingga, walaupun, apabila, jika, meskipun dan sebagainya.
Misalnya:
1) Apabila
belajar sungguh-sungguh, Saudara akan berhasil dalam ujian.
2) Karena
harus ditandatangani oleh Pak Camat, surat itu
ditulis diatas kertas berkepala surat
resmi.
3) Karena
uangnya habis, ia tidak jadi menonton pertandingan PSMS melawan Persib sore
ini.
4) Agar cita-cita Saudara tercapai, Saudara harus bekerja
keras.
d. Tanda koma harus digunakan dibelakang kata atau ungkapan
penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Misalnya: oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun
begitu, akan tetapi, namun, meskipun demikian, dalam hubungan itu, sementara
itu, sehubungan dengan itu, dalam pada itu, oleh sebab itu, sebaliknya,
selanjutnya, pertama, kedua, misalnya, sebenarnya, bahkan, selain itu, kalau
begitu, kemudian, malah dan sebagainya.
Misalnya:
1) Oleh karena itu, kita harus menghormati pendapatnya.
2) Jadi, hak asasi di Indonesia
sudah benar-benar dilindungi.
3) Namun, kita harus tetap
waspada.
4) Selanjutnya, kita akan membicarakan
masalah lain.
5) Dalam hubungan itu, masyarakat perlu
dirangsang kreatifitasnya untuk mengembangkan industri kecil dan kerajinan.
e.
Tanda koma harus digunakan
dibelakang kata-kata seperti o, ya, wah,
aduh dan kasihan, yang terdapat
pada awal kalimat.
Misalnya:
1)
Kasihan, dia harus mengikuti
lagi ujian akhir semester I tahun depan.
2)
Aduh, betulkah saya lulus
Sipenmaru?
3) O, kalau begitu saya
setuju.
4) Wah, kabarnya anda mendapat hadiah dari bank Surya
sebesar Rp.5.000.000,00.
5) Ya, boleh kamu lebih dulu.
f.
Tanda koma digunakan
untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
1) “Saya
sedih sekali,” kata Paman,”karena kamu tidak lulus.”
2)
Kata petugas, “Kamu
harus berhati-hati di jalan raya.”
3)
“Polisi tetap yakin
bahwa pelaku pembunuhan peragawati cantik, Dietje, adalah Siradjudin alias
Romo,” demikian penjelasan Polda Metro Jaya.
4)
“Pokoknya, besok kita
akan membuat APBN yang realistik,”tutur Radius ketika ditanya pers seusai acara
resmi.
Berdasarkan contoh-contoh diatas, penggunaan titk dua (:) sebelum
tanda petik dalam petikan langsung
dianggap salah; tanda baca yang benar adalah koma (,).
g. Tanda koma digunakan diantara (1) nama dan alamat, (2)
bagian-bagian alamat, (3) tempat dan tanggal, dan (4) nama tempat dan wilayah
atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
1) Anak
saya mengikuti kuliah di Jurusan Perbankan, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Perbanas, Jalan Perbanas, Kuningan, Jakarta Selatan.
2) Bandung, 10 April 1984
3) Jakarta, Indonesia
h. Tanda
koma digunakan untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
Misalnya:
1)
Badudu, Yus. 1980. Membina Bahasa Indonesia Baku. Seri I, Pustaka Prima:
Bandung.
2)
Tjiptadi, Bambang. 1984.
Tata Bahasa Indonesia. Cetakan II. Yudhistira:
Jakarta.
3) Halim,Amran. Editor.1976. Politik Bahasa Nasional 2. Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa:Yakarta.
i.
Tanda koma digunakan
diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya
dari singkatan nama keluarga atau marga
Misalnya:
1) A.
Ansori, S.H.
2) Ny.
Maimunah, M.A.
3) Sobur,
M.Sc.
4) Sudarsono, S.E., M.A.
j.
Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan
tambahan dan keterangan aposisi
Misalnya:
1)
Seorang warga, selaku
wakil RT 02, mengemukakan pendapatnya.
2)
Produsen minyak
terbesar dalam OPEC, Arab Saudi, sudah mengusulkan supaya harga minyak dapat
ditetapkan 18 dolar per barel.
3)
Di daerah kami,
misalnya masih banyak warga yang buta
huruf.
4) Pada
bulan depan, kalau saya tidak salah akan diselenggarakan pertemuan tahunan
keluarga kita.
k. Tanda
koma tidak boleh digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat
Misalnya:
1)
Presiden Ronald Reagen diberitakan frustrasi
(IK) karena dua tokoh kunci dalam staf
pembantunya menyatakan menolak mengungkapkan apa yangmereka ketahui
tentang skandal penjualan senjata ke Iran (AK).
2) Menteri mengatakaan
(IK) bahwa pembangunan harus dilanjutkan (AK).
3) Tenaganya sudah berkurang
(IK) sehingga hasil karyanya tidak sempurna lagi (AK).
4) Jendral Richard Schord menutup kantornya di AS
(IK) setelah Letkol Oliver North dipecat oleh Ronald Reagen (AK)
3. Tanda
titik koma (;)
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan
kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata
penghubung.
Misalnya :
Para pemikir
mengatur strategi dan langkah yang harus ditempuh; para pelaksana mengerjakan
tugas sebaik-baiknya; para penyandang dana menyediakan biaya yang diperlukan
4. Tanda
titik dua (: )
a. Tanda
titik dua dipakai pada akhir suatu perrnyataan lengkap bila diikuti rangkaian
atau pemerian.
Misalnya
:
Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai tiga
jurusan : Sekolah Tinggi Teknik, Sekolah Tinggi Ekonomi dan Sekolah Tinggi
Hukum
b. Tanda
titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap
yang mengakhiri permyataan
Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai Sekolah
Tinggi Teknik, Sekolah Tinggi Ekonomi dan Sekolah Tinggi Hukum.
5. Tanda
hubung ( - )
a. Tanda
hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan:
Tigapuluh-dua-pertiga (30 2/3) dan tigapuluhdua- pertiga (32/3)
Mesin-potong tangan (mesin potong yang digunakan dengan tangan) mesin potong-tangan (mesin khusus untuk
memotong tangan).
b. Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se-
dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan –an dan (d) singkatan huruf dengan
imbuhan atau kata.
Misalnya
:
1) Pada tahun depan akan diadakan perlombaan paduan suara
remaja se-Jawa Timur di Surabaya.
2) Ke-315
orang itu berasal dari Mesir.
3) Negara-negara
yang meraih kemerdekaan pada akhir dekade 1950-an dan awal 1960-an kini sibuk
membangun, mengisi kemerdekaan masing-masing.
4) Warga
DKI yang sudah dewasa diwajib ber-KTP DKI.
5) Pemberontakan
itu dikenal dengan G-30S PKI.
6. Tanda
pisah (-)
Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau
kalimat yang memberi penjelasan khusus diluar bangun kalimat, menegaskan adanya
aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas dan
dipakai di antara dua bilangan atau tunggal yang berarti ‘sampai dengan’ atau
diantara dua nama kota yang berarti ‘ke’ atau ‘sampai’. Panjangnya dua ketukan.
Misalnya:
1) Kemerdekaan
bangsa itu-saya yakin akan tercapai-diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
2)
Pemerintah Orde Baru
tahun 1966-sekarang.
3)
Bus Kramajati jurusan
Banjar-Jakarta.
4) (Moeliono,1980:15-31)
7. Tanda
petik (“_”)
Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan
langsung, judul syair, karangan, istilah yang mempunyai arti khusus atau kurang
dikenal.
Misalnya:
1) Kata
Hasan, “Saya ikut.”
2) Sajak
“Aku” karangan Chairil Anwar.
3) Ia
memakai celana “cutbrai.”
8. Tanda
petik tunggal (‘_’)
Tanda petik tunggal mengapit terjemahan atau
penjelasan kata atau ungkapan asing.
Misalnya:
Lailtul
Qadar ‘malam
bernilai’
9. Tanda
Elipsis (...)
a. Tanda
elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus
Misalnya:
Kalau begitu ...ya,
marilah kita bergerak.
b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau
naskah ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Sebab-sebab kemerosotan ...akan diteliti lebih lanjut.
Catatan :
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat,
perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan
satu untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya:
Dalam
tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati....
10. Tanda
Tanya (?)
a. Tanda
Tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
1) Kapan ia
berangkat ?
2) Saudara
tahu, bukan ?
b. Tanda
Tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
1) Ia
dilahirkan pada tahun 1683 (?).
2) Uangnya
sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
11. Tanda
Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau
pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
1) Alangkah
seramnya peristiwa itu!
2)
Bersihkan kamar itu
sekarang juga!
3)
Masakan! Sampai hati
juga ia meninggalkan anak-istrinya.
4) Merdeka!
12. Tanda
Kurung ((...))
a.
Tanda kurung yang
mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar
Isian Kegiatan) kantor itu.
b.
Tanda kurung yang
mengapit tambahan keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
Misalnya:
1. Sajak
Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali)
ditulis pada tahun 1962.
2.
Keterangan itu (lihat
tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.
c.
Tanda kurung mengapit
huruf atau kata yang kehadirannya didalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
1. Kata cocaine diserap
ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
2. Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
d.
Tanda kurung mengapit
angka atau huruf yang merinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
Faktor
produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja dan (c) modal.
13. Tanda
Kurung Siku ([...])
a. Tanda
kurung siku mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu
menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah
asli.
Misalnya:
Sang Sapurba
men[d]engar bunyi gemerisik.
b.
Tanda kurung siku
mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan
di dalam Bab II [lihat halaman 35-38] tidak dibicarakan) perlu dibentangkan
disini.
14. Tanda
Garis Miring ( / )
a. Tanda
garis miring dipakai didalam nomor surat
dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua
tahun takwim.
Misalnya:
1. No.
7/PK/1973
2. Jalan
Kramat III/10
3. Tahun
anggaran 1985/1986
b.
Tanda garis miring
yang dipakai sebagai pengganti kata atau dan tiap.
1.
Dikirimkan lewat
darat/laut ‘Dikirimkan lewat darat atau
laut’
2. Harganya
Rp.25,00/lembar ‘Harganya Rp.25,00 tiap
lembar’
15. Tanda
Penyingkat atau Apostrof ( ‘ )
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan
bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya:
1)
Ali ‘kan kusurati.
(‘kan = akan )
2) Malam ‘lah tiba (‘lah = telah )
3) 1
januari ’88 (’88 = 1988 )
2.3.4 Unsur Serapan
Dalam
perkembangannya, bahasa Indonesia
banyak menyerap unsur berbagai bahasa lain, baik bahasa daerah maupun bahasa
asing. Berdasarkan tarap integrasinya, unsur serapan ini ada yang sudah
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapan maupun
penulisannya, dan ada yang belum sepenuhnya disesuaikan.
2.3.4.1 Penulisan Unsur Serapan
Berdasarkan tarap integrasinya unsur pinjaman dalam bahasa
Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar.
v Pertama, unsur yang belum
sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, suttle cock, l’exploitation de
l’homme par l’homme, unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa
Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
v Kedua, unsur asing yang pengucapan dan penulisannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia diusahakan agar ejaan asing hanya
diubah seperlunya hingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan
bentuk asalnya.
Disamping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing
diserap sebagai bagian kata yang utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi dan objektif diserap secara utuh disamping kata standar, implemen dan objek.
Berikut ini didaftarkan sebagian kata asing yang diserap ke
dalam bahasa Indonesia, yang sering digunakan oleh pemakai bahasa.
Kata asing
|
Penyerapan yang salah
|
Penyerapan yang benar
|
risk
|
resiko
|
risiko
|
system
|
sistim
|
sistem
|
effective
|
efektip
|
efektif
|
technique, techniek
|
tehnik, tehnologi
|
teknik, teknologi
|
echelon
|
esselon
|
eselon
|
method
|
metoda
|
metode
|
charisma
|
harisma
|
karisma
|
frequency
|
frekwensi
|
frekuensi
|
practical, practich
|
praktek
|
praktik
|
percentage
|
prosentase
|
persentase
|
stratosfeer
|
stratosfir
|
stratosfer
|
description
|
diskripsi
|
deskripsi
|
conduite
|
kondite
|
konduite
|
trotoir
|
trotoir
|
trotoar
|
kuitanti
|
kwitansi
|
kuitansi
|
qualiteit, quality
|
kwalitas
|
kualitas
|
formeel, formal
|
formil
|
formal
|
rationeel, rational
|
rasionil
|
rasional
|
directeur, director
|
directur
|
direktur
|
ideal, ideaal
|
idial
|
ideal
|
management
|
managemen
|
manajemen
|
coordination
|
kordinasi
|
koordinasi
|
survey
|
survei
|
survai
|
carier
|
karir
|
karier
|
mass media
|
mass media
|
media massa
|
ambulance
|
ambulan
|
ambulans
|
hypotesis
|
hipotesa
|
hipotesis
|
analysis
|
analisa
|
analisis
|
patient
|
pasen
|
pasien
|
activity, activiteit
|
aktip, aktifitas
|
aktif, aktivitas
|
solidarity
|
solidariteit
|
solidaritas
|
complex
|
komplek
|
kompleks
|
psychologi
|
psikology
|
psikologi
|
effisient
|
effisien
|
efisien
|
presidential
|
prasidentil
|
presidensial
|
contingent
|
kontingent
|
kontingen
|
taxi
|
taxi
|
taksi
|
latex
|
latek
|
lateks
|
apotheek
|
apotik
|
apotek
|
Februari
|
Pebruari
|
Februari
|
November
|
Nopember
|
November
|
2.4 Rangkuman
Ejaan yang disempurnakan memuat
kaidah-kaidah bahasa Indonesia,
seperti penulisan huruf, penulisan kata,
penulisan tanda baca dan penulisan unsur serapan. Penulisan huruf berkaitan dengan aturan penulisan
nama diri, nama jenis, nama sebutan dan huruf pada lambang bilangan. Penulisan kata berkaitan dengan aturan penulisan
kata baku, kata depan, kata ulang, gabungan kata dan bentuk singkatan/akronim. Penggunaan tanda-tanda baca dan aturan penyerapan
kata asing yang menjadi kosakata bahasa Indinesia. EYD ini hendaknya menjadi acuan/patokan dalam
berbahasa Indonesia agar tidak terjadi kesalahan.
2.5 Latihan
A.
Anda
tulis kembali naskah ini dengan memperhatikan penggunaan huruf kapital,
penulisan kata, unsur serapan dan tanda-tanda baca.
Tes CPNS
Masih Ada Surat
Sakti
Pemerintahan
Susilo Bambang Yudhoyono menyesalkan kericuhan dalam tes CPNS yang dilakukan
secara serentak rabu yang lalu. Setelah berencana membentuk tim verivikasi,
kemarin pemerintah secara resmi meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Permintaan maaf itu disampaikan oleh Menteri dalam
negeri Taufik Effendi. Saya meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia yang
merasa dikecewakan, ujar Taufik di kantornya yang berlokasi di kebayoran baru
Jakarta selatan.
Seharusnya
kata Taufik pelaksanaan ujian CPNS tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan
rencana semula yakni serentak dan terkomputerisasi. Sehingga lanjutnya tidak
ada pihak-pihak lain yang mencampuri proses penerimaan CPNS.
Namun
kenyataannya pelaksanaan ujian CPNS tersebut berlangsung tidak sesuai dengan
rencana semula. Ada 4 daerah yang gagal mengelar pelaksanaan ujian CPNS
secara serentak. Keempat daerah itu adalah Jatim, Jambi, kabupaten Mejelengka, Jawa
Barat dan kabupaten Biak Papua. Sementara di Bengkulu kabupaten Lebong,
terpaksa ditunda karena soal dan lembar jawaban tertukar.
Dalam ujian CPNS
itu tercatat 4,5 juta peserta yang memperebutkan 204.584 kursi. Ujian kali ini
dilakukan secara serentak dari pusat hingga daerah, serta diperiksa secara
komputerisasi.
Kendati
sudah komputerisasi Taufik mengakui masih terdapat praktek-praktek penggunaan
surat sakti. Sekarangkan menggunakan sistim baru yang mengurangi celah
terjadinya kecurangan. Tetapi surat sakti (memo) masih ada saja, katanya dengan
kesal.
Dengan tegas
Taufik menjelaskan bahwa dirinya akan melakukan tindakan tegas terhadap pelaku
praktek surat sakti atau menerima suap. Tindakan tegas tersebut akan didasarkan
pada PP No 30 tahun 1980. Sementara ancaman hukumannya lanjut Taufik bervariasi menurut derajat
kesalahannya. Mulai dari teguran secara lisan hingga pemberhentian dengan tidak
hormat sebagai PNS (Sumber: Rakyat Bengkulu, Sabtu 27 November 2004).
B.
Silangkan salah satu huruf
dimuka pernyataan yang penulisannya sesuai dengan pedoman Ejaan Yang
Disempurnakan
1)
a. “Tidak semua orang berbakat menjadi
pemimpin”, ujar Menteri.
b. „Tidak semua orang berbakat menjadi
pemimpin,” ujar Menteri.
c.
,Tidak semua orang
berbakat menjadi pemimpin:” ujar Menteri.
2) a. Ayah berpesan : „Jalankan tugasmu dengan
sebaik-baiknya”.
b. . Ayah berpesan , “Jalankan tugasmu dengan
sebaik-baiknya”.
c. Ayah
berpesan: “Jalankan tugasmu dengan sebaik-baiknya”.
3)
a. Ayah membeli paku; cat; kertas tebal; dan
lem.
b. Ayah membeli paku, cat, kertas tebal dan
lem.
c. Ayah membeli paku, cat, kertas tebal, dan lem.
d. Ayah membeli: paku, cat, kertas tebal dan lem.
4)
a. Kalau ia datang saya tidak akan pergi.
b. Kalau ia datang, saya tidak akan pergi.
c. Kalau ia datang ; saya tidak akan pergi.
d. Kalau ia datang: saya tidak akan pergi.
5)
a. Buah itu busuk, meskipun begitu, dimakannya
juga.
b. Buah itu busuk, meskipun begitu dimakannya
juga.
c. Buah itu busuk meskipun begitu dimakannya
juga.
d. Buah itu busuk meskipun begitu, dimakannya
juga.
6)
a. Alangkah menjemukan pelajaran itu.
b. Alangkah menjemukan pelajaran itu?
c. Alangkah menjemukan pelajaran itu!
d. Alangkah menjemukan pelajaran itu,
7) a. Para
mahasiswa libur tanggal 5-10.April 1978.
b. Para mahasiswa libur tanggal 5...10 April 1978.
c. Para mahasiswa libur tanggal 5-10 April 1978.
d. Para mahasiswa libur tanggal 5/10.April 1978.
8)
a. Kalau begitu.....marilah kita berangkat!
b. Kalau begitu...marilah kita berangkat!
c.
Kalau begitu marilah kita berangkat!
d.
Kalau begitu, marilah kita berangkat!
9)
a. Keterangan itu lihat
tabel 10 menunjukkan arus perkembangan baru.
b Keterangan itu (lihat tabel 10)
menunjukkan arus perkembangan baru.
c. Keterangan itu; lihat tabel 10,
menunjukkan arus perkembangan baru.
d. Keterangan itu, lihat tabel 10,
menunjukkan arus perkembangan baru.
10)a. Tanya ibu, “Kau dengar bunyi kring-kring tadi
?”
b. Tanya ibu, “Kau dengar bunyi “kring-kring”
tadi ?”
c. Tanya ibu, “Kau dengar bunyi -kring-kring
tadi ?”
d. Tanya ibu, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’
tadi ?”
11)a. “Saya belum
siap.” seru Mira; “tunggu sebentar!”
b “Saya belum siap” seru Mira,” tunggu sebentar.
c. “Saya belum siap” seru Mira,” tunggu sebentar!.
d. “Saya belum siap.” seru Mira; “tunggu
sebentar!”
12)a. Kata ayah, “Saya ingin makan.”
b. Kata
ayah “Saya ingin makan.”
c. Kata
ayah :“Saya ingin makan.”
d. Kata
ayah; “Saya ingin makan.”
13)a. Umur makin tua anak makin banyak.
b. Umur
makin tua, anak makin banyak.
c. Umur
makin tua; anak makin banyak.
d. Umur
makin tua: anak makin banyak.
14) a.
Ayah membaca koran, ibu memasak di dapur, adik menangis.
b. Ayah
membaca koran ibu memasak di dapur adik menangis.
c. Ayah
membaca koran: ibu memasak di dapur: adik menangis.
d. Ayah
membaca koran; ibu memasak di dapur; adik menangis.
15)a. Kita memerlukan alat-alat tulis, seperti:
kapur, pensil, penggaris, dan pena.
b. Kita
memerlukan alat-alat tulis, seperti kapur, pensil, penggaris, pena.
c. Kita
memerlukan alat-alat tulis seperti; kapur, pensil, penggaris, dan pena.
16) a.
Mira; “Mengapa kau menangis lagi?”
b. Mira
“Mengapa kau menangis lagi?”
c. Mira: “Mengapa kau menangis lagi?”
d. Mira, “Mengapa kau menangis lagi?” (dalam
dialog)
17) a. Ibu Aminah terpilih sebagai guru teladan
se-Indonesia.
b.
Ibu Aminah terpilih sebagai guru teladan se Indonesia.
c. Ibu
Aminah terpilih sebagai guru teladan seIndonesia.
d. Ibu
Aminah terpilih sebagai guru teladan seindonesia.
18) a.
Dalam perlombaan itu ia mendapatkan hadiah ke 2.
b.
Dalam perlombaan itu ia mendapatkan hadiah ke dua.
c.
Dalam perlombaan itu ia mendapatkan hadiah ke-2.
19) a. Sudah ber-kali2 anak itu diperingatkannya.
b. Sudah berkali-kali anak itu diperingatkannya.
c. Sudah berkali2 anak itu diperingatkannya.
20) a.
Di bawahnya tertera nama Usman dkk. serta tanggal surat.
b. Di bawahnya tertera nama Usman d.k.k. serta tanggal surat
c. Di
bawahnya tertera nama Usman dkk, Serta tanggal surat
C. Berilah
tanda (v) dimuka kata yang penulisannya sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan.
1. ( )Hidroxida
2. ( )Taxi
3. ( )Akustik
4. ( )Atmosfer
5. ( )Oktaf
6. ( )Eselon
7. ( )Psikhologi
8. ( )Sistem
9. ( )Manajemen
10. ( )Steriometri
11. ( )Aklamasi
12. ( )Effektiv
13. ( )Eksepsi
14. ( )Kwota
15. ( )Exradiksi
16. ( )Skuadron
17. ( )Profil
18. ( )Sekuriti
19. ( )Sekuritas
20. ( )Eksklusif
D. Lingkarilah
salah satu kalimat yang penulisannya sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan.
1) a. Butir
darah merah disebut haemoglobine.
b. Butir darah merah disebut haemoglobin.
c. Butir darah merah disebut hemoglobine.
d. Butir darah merah disebut haemoglobin.
2) a. Diantara obat kimia itu terdapat juga
caustik soda.
b. Diantara obat kimia itu terdapat juga
caustic soda.
c. Diantara obat kimia itu terdapat juga
kaustik soda.
d. Diantara obat kimia itu terdapat juga
caustic coda.
3) a. Bangunan itu mempunyai konstruksi beton
yang baik.
b. Bangunan itu
mempunyai konstrukti beton yang baik.
c. Bangunan itu
mempunyai konstruktie beton yang baik.
d. Bangunan itu mempunyai construksi beton yang
baik.
4) a.
Onderdil mesin itu di antaranya berbentuk cylinder.
b. Onderdil mesin itu di antaranya berbentuk
cilinder.
c. Onderdil mesin itu di antaranya berbentuk
silinder.
d. Onderdil mesin itu di antaranya berbentuk
cylinderr.
5) a. Orang itu berbahasa Inggris dengan acsen
Australia.
b. Orang itu berbahasa
Inggris dengan accen Australia.
c. Orang itu berbahasa Inggris dengan aksen Australia.
d. Orang itu berbahasa
Inggris dengan acksen Australia.
6) a.
Mahasiswa itu kuliah di fakultas tehnik.
b. Mahasiswa itu kuliah di fakultas technique.
c. Mahasiswa itu kuliah di fakultas tekhnik.
d. Mahasiswa itu kuliah di Fakultas Teknik.
7) a.
Ia seorang gadis keturunan Cina.
b. Ia seorang gadis keturunan China.
c. Ia seorang gadis keturunan Chyna.
d. Ia seorang gadis keturunan Cyna.
8)
a. Kakak memelihara
ikan di dalam aquarium.
b. Kakak memelihara
ikan di dalam akuarium.
c. Kakak memelihara
ikan di dalam akwarium.
d. Kakak memelihara
ikan di dalam aqwarium.
9)
a. Mahasiswa itu tidak
dapat menyelesaikan scripsinya.
b. Mahasiswa itu tidak
dapat menyelesaikan scriptienya.
c. Mahasiswa itu tidak
dapat menyelesaikan skriptinya.
d. Mahasiswa itu tidak
dapat menyelesaikan skripsinya.
10) a. Guru itu
mengajar dengan metode yang tidak sesuai.
b. Guru itu mengajar
dengan methode yang tidak sesuai.
c. Guru itu mengajar dengan metoda yang tidak
sesuai.
d.
Guru itu mengajar
dengan metodhe yang tidak sesuai.
11)a. Bayi
yang lahir sebelum waktunya disebut bayi premature.
b. Bayi yang lahir sebelum waktunya disebut
bayi prematur.
c. Bayi yang lahir sebelum waktunya disebut
bayi prematuur.
d. Bayi yang lahir sebelum waktunya disebut
bayi prematuure.
12) a. Banyak terjadi
pengangguran akibat teknologi yang maju.
b. Banyak terjadi
pengangguran akibat teknology yang maju.
c. Banyak terjadi pengangguran akibat
teknologieyang maju.
d.Banyak terjadi
pengangguran akibat tehnologi yang maju.
13) a. Kemarin sore taksinya di-charter orang
asing.
b. Kemarin sore taksinya di charter orang
asing.
c. Kemarin sore taksinya dicharter orang asing.
d. Kemarin sore taksinya dicarter orang asing.
14)a. Sampaikan surat ini pada Sujono, M.S.C.
b. Sampaikan surat ini
pada Sujono, M.S.c.
c. Sampaikan surat ini
pada Sujono, M.Sc.
d. Sampaikan surat ini
pada Sujono, MSC.
15)a. Semua pembayaran di pabrik itu dengan kwitansi.
b. Semua pembayaran di
pabrik itu dengan kwitantie.
c. Semua pembayaran di
pabrik itu dengan kuitansi.
d. Semua pembayaran di
pabrik itu dengan quitantie.
16)a. Ia berjalan di
trotoir.
b.Ia berjalan di
trotoire.
c. Ia berjalan di
trottoir.
d. Ia berjalan di
trotoar.
17)a. Benang itu terbuat
dari bahan Synthesis.
b. Benang itu terbuat dari bahan Cinthesis.
c. Benang itu terbuat dari bahan Sintesis.
d. Benang itu terbuat
dari bahan Sinthesis.
18)a. System yang
digunakan cocok dengan situasi.
b. Sistem yang
digunakan cocok dengan situasi.
c. Sistim yang
digunakan cocok dengan situasi.
d. Systim yang
digunakan cocok dengan situasi.
19)a. Mata pelajaran geometry sangat disukainya.
b. Mata pelajaran gemetry
sangat disukainya.
c. Mata pelajaran gemetri
sangat disukainya.
d. Mata pelajaran geometri
sangat disukainya.
20)a. Binatang komodo
disebut fosil hidup.
b. Binatang komodo disebut posil hidup.
c. Binatang komodo disebut fossil hidup.
d. Binatang komodo
disebut fossyl hidup.
21)a. Dokter itu
mempunyai pasien yang cukup banyak.
b. Dokter itu
mempunyai pasient yang cukup banyak.
c. Dokter itu mempunyai patient yang cukup
banyak.
d. Dokter itu mempunyai patien yang cukup
banyak.
22)a. Ibu senang sekali
menonton film akir pekan.
b. Ibu senang sekali
menonton film akhir pekan.
c. Ibu senang sekali
menonton film ahir pekan.
d. Ibu senang sekali
menonton film achir pekan.
23)a. Para pemuda seIndonesia akan mengadakan konggres.
b. Para pemuda
se-Indonesia akan mengadakan kongres.
c. Para pemuda seIndonesia
akan mengadakan congres.
d. Para pemuda
seIndonesia akan mengadakan kongress.
24)a. Tetenggaku
mempunyai pabrik komfor.
b. Tetenggaku
mempunyai pabrik komfoor.
c. Tetenggaku
mempunyai pabrik konfor.
d. Tetenggaku
mempunyai pabrik kompor.
25)a.
Janganlah kita menjadi manusia-manusia kartun.
b. Janganlah kita menjadi
manusia-manusia karton.
c. Janganlah kita menjadi
manusia-manusia cartoon.
d. Janganlah kita menjadi manusia-manusia
kartoon.
26)a.
Manusia zoologi terdapat di Bogor.
b. Manusia zoologie
terdapat di Bogor.
c. Manusia zologi terdapat di Bogor.
d. Manusia zologie
terdapat di Bogor.
27)a.
Setiap pembelian mendapat kopon pengembalian barang.
b. Setiap pembelian mendapat kupon pengembalian
barang.
c. Setiap pembelian mendapat kupond
pengembalian barang.
d. Setiap pembelian mendapat cupon pengembalian
barang.
28)a. Universitas Negeri
Jakarta menggunakan sistem belajar yang lebih epektif.
b. Universitas Negeri
Jakarta menggunakan sistem belajar yang lebih efektip.
c. Universitas Negeri
Jakarta menggunakan sistem belajar yang lebih efektif.
d. Universitas Negeri
Jakarta menggunakan sistem belajar yang lebih effektive.
29)a. Supaya ada hasilnya, frekwensi latihan harus ditambah.
b. Supaya ada hasilnya,
frekuensi latihan harus ditambah.
c. Supaya ada hasilnya,
frequency latihan harus ditambah.
d. Supaya ada hasilnya,
frequensi latihan harus ditambah.
30)a. Pegawai itu sangat kecewa karena konditenya menurun.
b. Pegawai itu sangat
kecewa karena conditenya menurun.
c. Pegawai itu sangat
kecewa karena conduitenya menurun.
d. Pegawai itu sangat
kecewa karena konduitenya menurun.
Daftar Pustaka
Akhadiah, Sabarti. 1988. Modul Bahasa Indonesia. Universitas Terbuka: Jakarta.
Arifin, Zainal dkk. 1985. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Galia: Jakarta.
Depdiknas. 2004. Pedoman
Ejaan Yang Disempurnakan. Pusat Pengembangan Bahasa: Jakarta.
Widakdo, Joko. 1998. Kemahiran Berbahasa Indonesia. Erlangga: Jakarta.
Label:
Artikel
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
7 komentar:
thanks broo postingannya
Anda membuat artikel tentang ejaan, tetapi Anda sendiri masih salah mengeja. Kata "memperhatikan" tidak ada di KBBI, yang benar adalah "memerhatikan". Semoga ini dapat menjadi refleksi bagi Anda. Salam.
wah, anda yang keliru, kata "memerhatikan" itu yang salah!, ni gue kasih linknya : biar anda baca kesalahan anda sendiri "http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Daftar_kosakata_bahasa_Indonesia_yang_sering_salah_dieja"
iya tuh, dasar orang blo'on, udah dikasih informasi, eh malah nyalah2in orang...wkwkwkw
Penulisan artikel ini juga banyak yang salah!
dikalangan = di kalangan
Penulisan Rp tidak pakai titik dan spasi.
merinci = memperinci
tanda tanya (?) mestinya ditulis di belakang kata yang diikuti tanpa spasi.
lihat penjelasan pada nomor 10. Anda memberi contoh masih salah ....
a.Buah itu busuk, meskipun begitu, dimakannya juga.
b.Buah itu busuk, meskipun begitu dimakannya juga.
c.Buah itu busuk meskipun begitu dimakannya juga.
d.Buah itu busuk meskipun begitu, dimakannya juga.
Kalau boleh tau jawaban yang benar yang mana? mohon infonya kak
Posting Komentar