Entri Populer

Kategori

Buku Tamu

Diberdayakan oleh Blogger.
Senin, 20 Agustus 2012

2.1       Pengantar

          Ejaan merupakan unsur yang penting dalam bahasa Indonesia, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Ejaan yang kita pakai sekarang adalah Ejaan Yang Disempurnakan. Pada bulan Oktober tahun 2004 EYD berusia 32 tahun. Dalam usia itu sudah sepatutnya jika ejaan tersebut menempati kedudukan yang mantap di tengah masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Akan tetapi, dalam kenyataannya pemakaian ejaan bahasa Indonesia belum memuaskan. Oleh sebab itu, perlu diadakan pembahasan dan pelatihan tentang EYD dikalangan mahasiswa.

2.2       Standar Kompetensi

          Akhir perkuliahan materi ini mahasiswa diharapkan dapat menerapkan Ejaan Yang Disempurnakan dalam penulisan, baik penulisan makalah maupun laporan tugas-tugas yang diberikan dosen.

2.3       Materi

2.3.1    Penulisan Huruf

          Abjad di Indonesia berjumlah 26 huruf yang melambangkan bunyi-bunyi bahasa (fonem), terdiri dari 5 huruf vokal dan 21 huruf konsonan. Bahasa Indonesia juga mengenal gabungan huruf yang padu yang lazim disebut Diftong. Jumlah diftong ada tiga yaitu ai, au, dan oi. Contoh diftong antara lain : pantai, pukau dan amboi.

2.3.1.1   Huruf pada nama diri dan nama jenis

          Nama diri adalah nomina khusus yang mengacu ke nama geografi, nama orang atau lembaga, dan nama yang berhubungan dengan waktu. nama diri ditulis dengan huruf kapital. Sedangkan nama jenis merujuk kepada jenis tertentu secara umum. Di dalam pedoman EYD nama jenis yang tergolong sebagai nomina umum ditulis dengan huruf kecil.
          Nama diri yang diatur penulisannya dalam pedoman umum EYD berhubungan dengan :
1.     nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, dan gelar keilmuan yang diikuti nama orang
contoh  kalimat:
a.      Doktor Salim Said terkenal kritis dalam memberikan ulasan di televisi.
b.     Haji Agus Salim seorang pahlawan pendidikan.
2.     nama jabatan pangkat yang diikuti nama orang, instansi atau tempat
contoh kalimat:
a.     Gubernur DKI Jakarta meresmikan pengunaan busway.
b.     Kolonel Suparman berhasil mengungkap kasus korupsi kemarin.
3.     nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa
contoh kalimat:
a.      Di penghujung tahun 2004 bangsa Indonesia mengalami bencana yang amat besar.
b.     Pulau Jawa terpadat  penduduknya  di Indonesia.
c.     Bahasa Indonesia belum menjadi tuan rumah di negaranya sendiri.
4.     nama tahun, bulan, hari, hari raya dan peristiwa sejarah
contoh kalimat:
a.     Peristiwa itu terjadi pada tahun 1343 Hijriah.
b.     Dahulu pernah terjadi Perang Candu di negeri Cina.
5.     nama khas geografi
contoh kalimat:
a.      Salah satu daerah pariwisata di Sumatera adalah Danau Toba.
b.     Pulau Jawa dan Pulau Sumatera dihubungkan oleh Selat Sunda.
6.     nama buku, majalah, surat kabar dan judul karangan
contoh kalimat:
a.      Ayu Utami mengarang novel Saman.
b.     “Kiat Mengatasi Gejala Penyakit Kejiwaan”.

2.3.1.2   Huruf pada nama julukan atau sebutan

          Nama julukan atau sebutan lain dari sebuah nama diri diperlakukan sebagai nama diri dan dituliskan dengan huruf awal kapital.
Contoh kalimat:
a.      Dia tinggal di Bandung, yang mendapat julukan Kota Kembang
b.     Aceh (Serambi Mekah) dikejutkan oleh peristiwa gempa bumi dan tsunami.
c.     Dia lebih dikenal sebagai Pak Raden daripada Suryadi.
Kota Kembang, Serambi Mekah, dan pak Raden dituliskan dengan huruf awal kapital karena digunakan sebagai pengganti nama diri atau sebagai nama lain.

2.3.1.3   Huruf pada lambang bilangan

          Angka digunakan untuk menuliskan lambing bilangan atau nomor yang dinyatakan dengan angka Arab (1,2,3,4…) atau angka Romawi (I,II,III,IV…). Kaidah penggunaan angka  antara lain untuk:
1.     menyatakan ukuran panjang, berat, luas dan isi. Misalnya 5 meter, 2 ons dan 100 meter
2.     menyatakan satuan waktu, misalnya 5 jam 30 menit
3.     menyatakan nilai uang, misalnya Rp 5.000,00, US$ 2,500.00, 100 yen
4.     menyatakan kuantitas, misalnya 30 persen, 27 murid
5.     melambangkan nomor yang diperlukan pada alamat. Misalnya Cempaka Putih Tengah IV, No. 53.
6.     memberi nomor bagian karangan dan ayat suci, misalnya
Bab IX, subbab 13, halaman 366
Surat Al Ikhlas: 1 – 4

2.3.2    Penulisan Kata

2.3.2.1   Kata Baku dan Tidak Baku

          Bahasa Indonesia boleh dikatakan kaya akan kosakata. Kekayaan kosakata itu diperoleh antara lain dari bahasa-bahasa daerah di Indonesia dan bahasa asing. Akan tetapi, tidak semua kosakata itu dapat digolongkan dalam kosa kata baku bahasa Indonesia.
          Sebuah kata dapat dinyatakan baku apabila kata tersebut digunakan sebagian besar masyarakat dalam situasi pemakaian bahasa yang bersifat resmi dan menjadi rujukan norma dalam penggunaannya. Sementara itu, sebuah kata dinyatakan tidak baku apabila kata itu menyimpang dari norma kosakata baku (misalnya munculnya unsur kedaerahan atau penyerapan kata asing yang tidak mengikuti kaidah yang berlaku).
Contoh kosakata:
No.
Tidak Baku
Baku
1.
kwitansi
kuitansi
2.
telor
telur
3.
sistim
sistem
4.
tampal
tambal
5.
korsi
kursi
                                                         
          Kosakata baku memiliki tiga sifat, yakni kebersisteman, kecendekiaan, dan keseragaman. Masing-masing diuraikan sebagai berikut:
1. Kebersisteman
          Sifat ini tercermin dalam bentuk kaidah dan norma yang menunjukkan bahwa sifat kebakuan sebuah kata tidak dapat berubah setiap saat, tetapi cukup luas memberikan peluang bagi kemungkinan terjadinya perubahan bersistem. Bahasa baku juga tidak menghendaki adanya bentuk kata yang kaku.
Contoh :
a.      kata langganan pada awalnya mempunyai makna ganda, yaitu orang yang melanggan dan toko tempat berlangganan. Untuk keperluan pembakuan dan ketaatasasan dalam sistem ketatabahasaan Indonesia ditemukan bentuk-bentuk kata berikut: Langganan maknanya toko atau pihak yang menyelenggarakan perlangganan, berlangganan maknanya berjual beli secara tetap, melanggani maknanya berlangganan kepada seseorang, dan pelanggan maknanya orang yang berlangganan
b.     kata kebijakan dan kebijaksanaan yang untuk kepentingan kebersisteman dalam peristilaan dibedakan dengan mengambil konsep dari Policy dan Wisdom. Akan tetapi, kata dasar bijak dan bijaksana dapat diperlakukan sebagai dua kata yang bersinonim, seperti terdapat pada slogan “orang bijak (sana) taat membayar pajak”.

2. Kecendekiaan
          Kecendekiaan ditandai dengan kemampuan sebuah kata yang digunakan secara tepat untuk mengungkapkan penalaran yang teratur dan logis. Dalam kecendekiaan bahasa, diharapkan satu kata bahasa Indonesia diawali satu konsep gagasan.
Contoh kalimat cendekia:
a.      ia berbicara di pertemuan itu selama tiga jam
b.     ia berbicara mulai pukul 13.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB

3. Keseragaman
          Pada hakikatnya proses pembakuan kata adalah proses penyeragaman kaidah pembentukan kata. Penyeragaman dimaksudkan untuk menyamakan pemakaian kata dengan konsep gagasan.
Contoh:
a.      Istilah pramugara dan pramugari lebih luas dan lazim dipakai daripada kata Steward atau Stewardess
b.     Kata efektif dan efisien lebih lazim dipakai daripada kata sangkil dan mangkus

2.3.2.2   Kata Depan

Kata depan dalam bahasa Indonesia adalah di, ke, dan dari. Kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.  Akan tetapi, dalam kenyataannya masih banyak pengguna bahasa yang kurang dapat membedakan kata depan dengan awalan. Untuk mengatasi keraguan, pengguna bahasa dapat menentukan kata depan atau awalan dengan cara berikut:
1.     Jika bentuk kata “di” dapat digantikan oleh ”ke” dan ”dari” atau sebaliknya, makna kata ”di” tersebut termasuk kata depan dan harus dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
a.      Di samping saya terlihat banyak bangunan yang runtuh.
b.     Dari samping saya terlihat banyak bangunan yang runtuh.
2.     Jika bentuk kata “di” tidak dapat digantikan oleh “ke” dan “dari”, bentuk “di” merupakan awalan dan harus dituliskan serangkai dengan kata dasar yang lazimnya berkelas kata verba.
Contoh:
a.      Anjing itu dipukul adik sampai mati.
b.     Binatang itu keluar masuk hutan untuk mencari mangsanya.

2.3.2.3   Kata Ulang

          Kata ulang adalah bentuk kata yang dihasilkan dari proses perulangan dan dituliskan secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Menurut bentuknya kata ulang dibedakan menjadi empat jenis yaitu sebagai berikut:
1.     Kata ulang murni (perulangan kata dasar)
contoh: cepat-cepat, batuk-batuk, kadang-kadang.
2.     Perulangan berubah bunyi
contoh: bolak-balik, compang-camping, tindak-tanduk
3.     Perulangan berimbuhan
contoh: tolong-menolong, hormat-menghormati, keheran-heranan
4.     Perulangan sebagian. Kata ulang ini dalam bahasa Indonesia jumlahnya terbatas.
contoh: tetamu, lelaki, tetumbuhan.

2.3.2.4   Gabungan Kata

          Bahasa Indonesia mempunyai bentuk dasar gabungan kata yang unsur-unsurnya memiliki pertalian yang erat dalam mengungkapkan satu konsep gagasan. Unsur pembentuk gabungan kata itu ada yang mandiri sebagai kata dan ada pula yang berupa bentuk terikat.
          Gabungan kata yang unsur-unsurnya mandiri ditulis terpisah. Misalnya kata bulu tangkis, kerja sama, dan tanggung jawab. Sedangkan gabungan kata yang hanya mendapat awalan atau akhiran saja unsur-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya bertanggung jawab, diberi tahu, dan bekerja sama. Sebaliknya, gabungan kata yang memiliki awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai. Misalnya, mempertanggungjawabkan, diberitahukan dan pertanggungjawaban.
          Selain itu ada gabungan kata yang sudah padu benar dan dianggap sebagai satu kata ditulis serangkai. Misalnya matahari, daripada dan saputangan.

2.3.2.5   Bentuk Singkatan dan Akronim

          Singkatan adalah bentuk bahasa yang dipendekkan dari kata atau kelompok kata yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Di dalam bahasa Indonesia terdapat bentuk singkatan yang terdiri atas gabungan huruf dan angka. Singkatan seperti itu banyak dijumpai pada nama diri, seperti nama lembaga dan nama orang, serta kata-kata umum dalam bahasa Indonesia. Singkatan tersebut dapat dituliskan dengan tanda titik atau tanpa tanda titik.
Contoh:
Singkatan tanpa tanda titik                   Singkatan dengan tanda titik
BUMN                                     Dr. Ir. Priyono (gelar di depan)
PGRI                                       Bustanuddin, S.S. (gelar di belakang)
BP4                                          A. S. Nungcik (singkatan nama di depan)
BP7                                          Emi A.T. (singkatan nama di belakang)

          Akronim merupakan singkatan dari deret kata yang dapat berbentuk gabungan huruf, suku kata, atau gabungan huruf dan suku kata. Hasil gabungan itu dianggap dan diperlakukan sebagai kata. Akronim dapat dibedakan atas akronim nama diri dan akronim bukan nama diri. Akronim yang berasal dari nama diri dituliskan dengan huruf awal kapital. Sedangkan akronim yang bukan nama diri dituliskan dengan huruf kecil.
Contoh akronim nama diri:
Depkes                  (Departemen Kesehatan)
Bappenas     ( Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
Kowad                  ( Korps Wanita Angkatan Darat)
Contoh akronim bukan nama diri:
Amdal                   (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
Rapim                   (Rapat Pimpinan)
Waskat                  (Pengawasan Melekat)

2.3.3    Tanda Baca


Suatu hal yang sering diabaikan dalam penulisan adalah tanda baca. Banyak sekali pemakai bahasa yang kurang mengindahkan tanda baca ini. Padahal, tanda baca ini sangat berperan dalam penulisan. Adanya tanda baca, dapat membantu pembaca memahami suatu tulisan dengan tepat. Sebaliknya tidak adanya tanda baca, akan menyulitkan pembaca memahami suatu tulisan, bahkan mungkin dapat mengubah pengertian dari suatu kalimat.
Mengingat betapa pentingnya tanda baca ini supaya anda dapat menggunakannya secara tepat, pelajarilah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Perhatikan dengan teliti penempatan dan pemakaian tanda baca secara tepat, berdasarkan contoh-contoh yang diberikan. Kemudian setelah anda betul-betul memahaminya, kerjakanlah latihan-latihan yang disediakan

2.3.3.1   Pemakaian tanda baca

Pemakaian tanda baca dalam ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan mencakup pengaturan (1) tanda titik, (2) tanda koma, (3) tanda titik koma, (4) tanda titik dua, (5) tanda hubung, (6) tanda pisah, (7) tanda elipsis, (8) tanda tanya, (9) tanda seru, (10) tanda kurung, (11) tanda kurung siku, (12) tanda petik, (13) tanda petik tunggal, (14) tanda ulang, (15) tanda garis miring dan (16) penyingkat (Apostrof).
1.     Tanda titik (.)
a.      Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Misalnya:
1)     W.S. Rendra
2)     Abdul Hadi W.M.
3)     Ach. Sanusi
4)     Dadan N.
b.     Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan
Misalnya:
1)     Dr. (doktor)
2)     dr. (dokter)
3)     S.Ked. (sarjana kedokteran)
4)     M.Hum. (magister humaniora)
5)     Kol. (kolonel)
6)     Sdr. (saudara)
7)     Ny. (nyonya)
c.     Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum, yang ditulis dengan huruf kecil. Singkatan yang terdiri atas dua huruf diberi dua buah tanda titik, sedangkan singkatan yang terdiri atas tiga buah huruf atau lebih hanya diberi satu buah tanda titik.
Misalnya :
Bentuk tidak baku
Bentuk baku
s/d (sampai dengan)
s.d. (sampai dengan)
a/n (atas nama)
a.n. (atas nama)
d/a (dengan alamat)
d.a. (dengan alamat)
u/p (untuk perhatian)
u.p. (untuk perhatian)
d.k.k. (dan kawan-kawan)
dkk. (dan kawan-kawan)
t.s.b. (tersebut)
tsb. (tersebut)
d.s.b. (dan sebagainya)
dsb. (dan sebagainya)

d.     Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan dan seterusnya.
Misalnya:
1)     Tebal buku itu 1.150 halaman.
2)     Minyak tanah sebanyak 2.500 liter tumpah
3)     Jarak dari desa ke kota itu 30.000 meter
Akan tetapi, jika angka itu tidak menyatakan suatu jumlah, tanda titik tidak digunakan.
1)     Tahun 1995
2)     Halaman 1234
3)     NIP. 130519977
e.      Tanda titik akhir kalimat tidak digunakan pada singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata atau suku kata dan pada singkatan yang di eja seperti kata (akronim).
Misalnya
1)     DPR.
2)     SMA Negeri XX.
3)     Sekjen Depdiknas.
4)     Tilang.
f.       Tanda titik tidak digunakan dibelakang singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan dan mata uang.
Misalnya
1)     Lambang Cu adalah lambang kuprum.
2)     Seorang pialang membeli 10 kg emas batangan.
3)     Harga karton manila itu Rp.500,00 per meter.
g.     Tanda titik tidak digunakan dibelakang judul yang merupakan kepala karangan, kepala ilustrasi tabel dan sebagainya
Misalnya
1)     Acara Kunjungan Menteri Harmoko.
2)     Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945).
3)     Azab dan Sengsara.
h.     Tanda titik tidak digunakan dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat serta dibelakang nama dan alamat penerima surat.
Misalnya :
1)     Jalan Harapan III/AB 19
2)     Jakarta, 10 Agustus 1984
3)     Yth. Sdr. Imam Kurnia
      Jalan Cisarua 12
      Tasikmalaya

2.     Tanda koma
Ada kaidah yang mengatur kapan tanda koma digunakan dan kapan tanda koma tidak digunakan.
a.      Tanda koma harus digunakan diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
1)     Saya menerima hadiah dari paman berupa jam tangan, raket dan sepatu.
2)     Satu, dua, ....tiga!
3)     Departeman Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi.
Catatan :
Jika penggabungan itu hanya terdiri atas dua unsur, sebelum kata dan tidak dibubuhkan tanda koma. Akan tetapi, jika penggabungannya terdiri atas lebih dari dua unsur, diantara unsur-unsurnya ada koma, sebelum unsur terakhir dibubuhkan kata dan.
b.     Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat setara berikutnya yang didahului dengan kata tetapi, melainkan dan sedangkan.
Misalnya:
1)     Dia bukan mahasiswa Jayabaya, melainkan mahasiswa Atmajaya.
2)     Saya bersedia membantu, tetapi kau kerjakanlah dahulu tugas itu .
3)     Dialog Kristen-Islam Regional di Bali tidak menghasilkan suatu simpulan, tetapi dialog seperti itu sangat berguna.
4)     Pembangunan industri bukan berarti membangun pabrik besar dan kecil saja, melainkan membangun kesadaran dan kemampuan masyarakat yang terlibat dalam seluruh proses industrialisasi.
c.     Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat, apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. Biasanya, anak kalimat didahului oleh kata penghubung bahwa, karena, agar, sehingga, walaupun, apabila, jika, meskipun dan sebagainya.
Misalnya:
1)     Apabila belajar sungguh-sungguh, Saudara akan berhasil dalam ujian.
2)     Karena harus ditandatangani oleh Pak Camat, surat itu ditulis diatas kertas berkepala surat resmi.
3)     Karena uangnya habis, ia tidak jadi menonton pertandingan PSMS melawan Persib sore ini.
4)     Agar cita-cita Saudara tercapai, Saudara harus bekerja keras.
d.     Tanda koma harus digunakan dibelakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Misalnya: oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi, namun, meskipun demikian, dalam hubungan itu, sementara itu, sehubungan dengan itu, dalam pada itu, oleh sebab itu, sebaliknya, selanjutnya, pertama, kedua, misalnya, sebenarnya, bahkan, selain itu, kalau begitu, kemudian, malah dan sebagainya.
Misalnya:
1)     Oleh karena itu, kita harus menghormati pendapatnya.
2)     Jadi, hak asasi di Indonesia sudah benar-benar dilindungi.
3)     Namun, kita harus tetap waspada.
4)     Selanjutnya, kita akan membicarakan masalah lain.
5)     Dalam hubungan itu, masyarakat perlu dirangsang kreatifitasnya untuk mengembangkan industri kecil dan kerajinan.
e.      Tanda koma harus digunakan dibelakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh dan kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
1)     Kasihan, dia harus mengikuti lagi ujian akhir semester I tahun depan.
2)     Aduh, betulkah saya lulus Sipenmaru?
3)     O, kalau begitu saya setuju.
4)     Wah, kabarnya anda mendapat hadiah dari bank Surya sebesar Rp.5.000.000,00.
5)     Ya, boleh kamu lebih dulu.
f.       Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
1)     “Saya sedih sekali,” kata Paman,”karena kamu tidak lulus.”
2)     Kata petugas, “Kamu harus berhati-hati di jalan raya.”
3)     “Polisi tetap yakin bahwa pelaku pembunuhan peragawati cantik, Dietje, adalah Siradjudin alias Romo,” demikian penjelasan Polda Metro Jaya.
4)     “Pokoknya, besok kita akan membuat APBN yang realistik,”tutur Radius ketika ditanya pers seusai acara resmi.
      Berdasarkan contoh-contoh diatas, penggunaan titk dua (:) sebelum tanda   petik dalam petikan langsung dianggap salah; tanda baca yang benar adalah koma (,).
g.     Tanda koma digunakan diantara (1) nama dan alamat, (2) bagian-bagian alamat, (3) tempat dan tanggal, dan (4) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
1)     Anak saya mengikuti kuliah di Jurusan Perbankan, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, Jalan Perbanas, Kuningan, Jakarta Selatan.
2)     Bandung, 10 April 1984
3)     Jakarta, Indonesia
h.     Tanda koma digunakan untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
1)     Badudu, Yus. 1980. Membina Bahasa Indonesia Baku. Seri I, Pustaka Prima: Bandung.
2)     Tjiptadi, Bambang. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Cetakan II. Yudhistira: Jakarta.
3)     Halim,Amran. Editor.1976. Politik Bahasa Nasional 2. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa:Yakarta.
i.        Tanda koma digunakan diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama keluarga atau marga
Misalnya:
1)     A. Ansori, S.H.
2)     Ny. Maimunah, M.A.
3)     Sobur, M.Sc.
4)     Sudarsono, S.E., M.A.
j.        Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi
Misalnya:
1)     Seorang warga, selaku wakil RT 02, mengemukakan pendapatnya.
2)     Produsen minyak terbesar dalam OPEC, Arab Saudi, sudah mengusulkan supaya harga minyak dapat ditetapkan 18 dolar per barel.
3)     Di daerah kami, misalnya  masih banyak warga yang buta huruf.
4)     Pada bulan depan, kalau saya tidak salah akan diselenggarakan pertemuan tahunan keluarga kita.
k.     Tanda koma tidak boleh digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat
Misalnya:
1)    Presiden Ronald Reagen diberitakan frustrasi (IK) karena dua tokoh kunci dalam staf  pembantunya menyatakan menolak mengungkapkan apa yangmereka ketahui tentang skandal penjualan senjata ke Iran (AK).
2)    Menteri mengatakaan (IK) bahwa pembangunan harus dilanjutkan (AK).
3)    Tenaganya sudah berkurang (IK) sehingga hasil karyanya tidak sempurna lagi (AK).
4)     Jendral Richard Schord menutup kantornya di AS (IK) setelah Letkol Oliver North dipecat oleh Ronald Reagen (AK)

3.     Tanda titik koma (;)
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Misalnya :
Para pemikir mengatur strategi dan langkah yang harus ditempuh; para pelaksana mengerjakan tugas sebaik-baiknya; para penyandang dana menyediakan biaya yang diperlukan

4.     Tanda titik dua (: )
a.      Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu perrnyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya :
Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai tiga jurusan : Sekolah Tinggi Teknik, Sekolah Tinggi Ekonomi dan Sekolah Tinggi Hukum
b.     Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri permyataan
Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai Sekolah Tinggi Teknik, Sekolah Tinggi Ekonomi dan Sekolah Tinggi Hukum.

5.     Tanda hubung ( - )
a. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan:
Tigapuluh-dua-pertiga (30 2/3) dan tigapuluhdua- pertiga (32/3)
Mesin-potong tangan (mesin potong yang digunakan dengan tangan) mesin potong-tangan (mesin khusus untuk memotong tangan).
b.     Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan –an dan (d) singkatan huruf dengan imbuhan atau kata.
Misalnya :
1)     Pada tahun depan akan diadakan perlombaan paduan suara remaja se-Jawa Timur di Surabaya.
2)     Ke-315 orang itu berasal dari Mesir.
3)     Negara-negara yang meraih kemerdekaan pada akhir dekade 1950-an dan awal 1960-an kini sibuk membangun, mengisi kemerdekaan masing-masing.
4)     Warga DKI yang sudah dewasa diwajib ber-KTP DKI.
5)     Pemberontakan itu dikenal dengan G-30S PKI.

6.     Tanda pisah (-)
Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus diluar bangun kalimat, menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas dan dipakai di antara dua bilangan atau tunggal yang berarti ‘sampai dengan’ atau diantara dua nama kota yang berarti ‘ke’ atau ‘sampai’. Panjangnya dua ketukan.
Misalnya:
1)     Kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai-diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
2)     Pemerintah Orde Baru tahun 1966-sekarang.
3)     Bus Kramajati jurusan Banjar-Jakarta.
4)     (Moeliono,1980:15-31)

7.     Tanda petik (“_”)
Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung, judul syair, karangan, istilah yang mempunyai arti khusus atau kurang dikenal.
Misalnya:
1)     Kata Hasan, “Saya ikut.”
2)     Sajak “Aku” karangan Chairil Anwar.
3)     Ia memakai celana “cutbrai.”

8.     Tanda petik tunggal (‘_’)
Tanda petik tunggal mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Misalnya:
Lailtul Qadar ‘malam bernilai’

9.     Tanda Elipsis (...)
a.      Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus
Misalnya:
Kalau begitu ...ya, marilah kita bergerak.
b.     Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Sebab-sebab kemerosotan ...akan diteliti lebih lanjut.

Catatan :
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya:
Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati....

10. Tanda Tanya (?)
a.      Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
1)     Kapan ia berangkat ?
2)     Saudara tahu, bukan ?
b.     Tanda Tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
1)     Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
2)     Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

11. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
1)     Alangkah seramnya peristiwa itu!
2)     Bersihkan kamar itu sekarang juga!
3)     Masakan! Sampai hati juga ia meninggalkan anak-istrinya.
4)     Merdeka!

12. Tanda Kurung ((...))
a.      Tanda kurung yang mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
b.     Tanda kurung yang mengapit tambahan keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Misalnya:
1.     Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
2.     Keterangan itu (lihat tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.
c.     Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya didalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
1.     Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
2.     Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
d.     Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja dan (c) modal.

13. Tanda Kurung Siku ([...])
a.      Tanda kurung siku mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
b.     Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35-38] tidak dibicarakan) perlu dibentangkan disini.

14. Tanda Garis Miring ( / )
a.      Tanda garis miring dipakai didalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
1.     No. 7/PK/1973
2.     Jalan Kramat III/10
3.     Tahun anggaran 1985/1986
b.     Tanda garis miring yang dipakai sebagai pengganti kata atau dan tiap.
1.     Dikirimkan lewat darat/laut    ‘Dikirimkan lewat darat atau laut’
2.     Harganya Rp.25,00/lembar   ‘Harganya Rp.25,00 tiap lembar’

15. Tanda Penyingkat atau Apostrof ( ‘ )
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya:
1)     Ali ‘kan kusurati. (‘kan = akan )
2)     Malam ‘lah tiba (‘lah = telah )
3)     1 januari ’88 (’88 = 1988 )


2.3.4    Unsur Serapan

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia banyak menyerap unsur berbagai bahasa lain, baik bahasa daerah maupun bahasa asing. Berdasarkan tarap integrasinya, unsur serapan ini ada yang sudah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapan maupun penulisannya, dan ada yang belum sepenuhnya disesuaikan.


2.3.4.1 Penulisan Unsur Serapan
          Berdasarkan tarap integrasinya unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar.
v Pertama, unsur yang belum  sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, suttle cock, l’exploitation de l’homme par l’homme, unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
v Kedua, unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia diusahakan agar ejaan asing hanya diubah seperlunya hingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
          Disamping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi dan objektif diserap secara utuh disamping kata standar, implemen dan objek.
          Berikut ini didaftarkan sebagian kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, yang sering digunakan oleh pemakai bahasa.

Kata asing
Penyerapan yang salah
Penyerapan yang benar
risk
resiko
risiko
system
sistim
sistem
effective
efektip
efektif
technique, techniek
tehnik, tehnologi
teknik, teknologi
echelon
esselon
eselon
method
metoda
metode
charisma
harisma
karisma
frequency
frekwensi
frekuensi
practical, practich
praktek
praktik
percentage
prosentase
persentase
stratosfeer
stratosfir
stratosfer
description
diskripsi
deskripsi
conduite
kondite
konduite
trotoir
trotoir
trotoar
kuitanti
kwitansi
kuitansi
qualiteit, quality
kwalitas
kualitas
formeel, formal
formil
formal
rationeel, rational
rasionil
rasional
directeur, director
directur
direktur
ideal, ideaal
idial
ideal
management
managemen
manajemen
coordination
kordinasi
koordinasi
survey
survei
survai
carier
karir
karier
mass media
mass media
media massa
ambulance
ambulan
ambulans
hypotesis
hipotesa
hipotesis
analysis
analisa
analisis
patient
pasen
pasien
activity, activiteit
aktip, aktifitas
aktif, aktivitas
solidarity
solidariteit
solidaritas
complex
komplek
kompleks
psychologi
psikology
psikologi
effisient
effisien
efisien
presidential
prasidentil
presidensial
contingent
kontingent
kontingen
taxi
taxi
taksi
latex
latek
lateks
apotheek
apotik
apotek
Februari
Pebruari
Februari
November
Nopember
November

2.4       Rangkuman

          Ejaan yang disempurnakan memuat kaidah-kaidah bahasa Indonesia, seperti  penulisan huruf, penulisan kata, penulisan tanda baca dan penulisan unsur serapan. Penulisan huruf berkaitan dengan aturan penulisan nama diri, nama jenis, nama sebutan dan huruf pada lambang bilangan. Penulisan kata berkaitan dengan aturan penulisan kata baku, kata depan, kata ulang, gabungan kata dan bentuk singkatan/akronim. Penggunaan tanda-tanda baca dan aturan penyerapan kata asing yang menjadi kosakata bahasa Indinesia.  EYD ini hendaknya menjadi acuan/patokan dalam berbahasa Indonesia agar tidak terjadi kesalahan.

2.5       Latihan

A.   Anda tulis kembali naskah ini dengan memperhatikan penggunaan huruf kapital, penulisan kata, unsur serapan dan tanda-tanda baca.

Tes CPNS Masih Ada Surat Sakti
Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono menyesalkan kericuhan dalam tes CPNS yang dilakukan secara serentak rabu yang lalu. Setelah berencana membentuk tim verivikasi, kemarin pemerintah secara resmi meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Permintaan maaf itu disampaikan oleh Menteri dalam negeri Taufik Effendi. Saya meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia yang merasa dikecewakan, ujar Taufik di kantornya yang berlokasi di kebayoran baru Jakarta selatan.
Seharusnya kata Taufik pelaksanaan ujian CPNS tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana semula yakni serentak dan terkomputerisasi. Sehingga lanjutnya tidak ada pihak-pihak lain yang mencampuri proses penerimaan CPNS.
Namun kenyataannya pelaksanaan ujian CPNS tersebut berlangsung tidak sesuai dengan rencana semula. Ada 4 daerah yang gagal mengelar pelaksanaan ujian CPNS secara serentak. Keempat daerah itu adalah Jatim, Jambi, kabupaten Mejelengka, Jawa Barat dan kabupaten Biak Papua. Sementara di Bengkulu kabupaten Lebong, terpaksa ditunda karena soal dan lembar jawaban tertukar.
Dalam ujian CPNS itu tercatat 4,5 juta peserta yang memperebutkan 204.584 kursi. Ujian kali ini dilakukan secara serentak dari pusat hingga daerah, serta diperiksa secara komputerisasi.
Kendati sudah komputerisasi Taufik mengakui masih terdapat praktek-praktek penggunaan surat sakti. Sekarangkan menggunakan sistim baru yang mengurangi celah terjadinya kecurangan. Tetapi surat sakti (memo) masih ada saja, katanya dengan kesal.
Dengan tegas Taufik menjelaskan bahwa dirinya akan melakukan tindakan tegas terhadap pelaku praktek surat sakti atau menerima suap. Tindakan tegas tersebut akan didasarkan pada PP No 30 tahun 1980. Sementara ancaman hukumannya  lanjut Taufik bervariasi menurut derajat kesalahannya. Mulai dari teguran secara lisan hingga pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS (Sumber: Rakyat Bengkulu, Sabtu 27 November 2004).

B.    Silangkan salah satu huruf dimuka pernyataan yang penulisannya sesuai dengan pedoman Ejaan Yang Disempurnakan
1)     a.  “Tidak semua orang berbakat menjadi pemimpin”, ujar Menteri.
b.  „Tidak semua orang berbakat menjadi pemimpin,” ujar Menteri.
c.     ,Tidak semua orang berbakat menjadi pemimpin:” ujar Menteri.
2)     a.   Ayah berpesan : „Jalankan tugasmu dengan sebaik-baiknya”.
            b. . Ayah berpesan , “Jalankan tugasmu dengan sebaik-baiknya”.
            c.   Ayah berpesan: “Jalankan tugasmu dengan sebaik-baiknya”.
3)     a.   Ayah membeli paku; cat; kertas tebal; dan lem.
b.   Ayah membeli paku, cat, kertas tebal dan lem.
c.     Ayah membeli paku, cat, kertas tebal, dan lem.
d.     Ayah membeli: paku, cat, kertas tebal dan lem.
4)     a.   Kalau ia datang saya tidak akan pergi.
b.   Kalau ia datang, saya tidak akan pergi.
            c.   Kalau ia datang ; saya tidak akan pergi.
            d.   Kalau ia datang: saya tidak akan pergi.
5)     a.   Buah itu busuk, meskipun begitu, dimakannya juga.
b.   Buah itu busuk, meskipun begitu dimakannya juga.
            c.   Buah itu busuk meskipun begitu dimakannya juga.
            d.   Buah itu busuk meskipun begitu, dimakannya juga.
6)     a.   Alangkah menjemukan pelajaran itu.
b.   Alangkah menjemukan pelajaran itu?
            c.   Alangkah menjemukan pelajaran itu!
            d.   Alangkah menjemukan pelajaran itu,
7)     a.  Para mahasiswa libur tanggal 5-10.April 1978.
b.  Para mahasiswa libur tanggal 5...10 April 1978.
            c.   Para mahasiswa libur tanggal 5-10 April 1978.
            d.   Para mahasiswa libur tanggal 5/10.April 1978.
8)     a.   Kalau begitu.....marilah kita berangkat!
b.   Kalau begitu...marilah kita berangkat!
c.    Kalau begitu marilah kita berangkat!
            d.    Kalau begitu, marilah kita berangkat!
9)     a. Keterangan itu lihat tabel 10 menunjukkan arus perkembangan baru.
b  Keterangan itu (lihat tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru.
c.  Keterangan itu; lihat tabel 10, menunjukkan arus perkembangan baru.
d.  Keterangan itu, lihat tabel 10, menunjukkan arus perkembangan baru.
10)a.  Tanya ibu, “Kau dengar bunyi kring-kring tadi ?”
b.  Tanya ibu, “Kau dengar bunyi “kring-kring” tadi ?”
            c.  Tanya ibu, “Kau dengar bunyi -kring-kring tadi ?”
            d.  Tanya ibu, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi ?”
11)a.   “Saya belum siap.” seru Mira; “tunggu sebentar!”
b   “Saya belum siap” seru Mira,” tunggu sebentar.
c.  “Saya belum siap” seru Mira,” tunggu sebentar!.
            d.   “Saya belum siap.” seru Mira; “tunggu sebentar!”
12)a.  Kata ayah, “Saya ingin makan.”
b.  Kata ayah “Saya ingin makan.”
            c.   Kata ayah :“Saya ingin makan.”
            d.   Kata ayah; “Saya ingin makan.”
13)a.  Umur makin tua anak makin banyak.
b.  Umur makin tua, anak makin banyak.
            c.   Umur makin tua; anak makin banyak.
            d.   Umur makin tua: anak makin banyak.
14) a.  Ayah membaca koran, ibu memasak di dapur, adik menangis.
b.  Ayah membaca koran ibu memasak di dapur adik menangis.
            c.  Ayah membaca koran: ibu memasak di dapur: adik menangis.
            d.  Ayah membaca koran; ibu memasak di dapur; adik menangis.
15)a.  Kita memerlukan alat-alat tulis, seperti: kapur, pensil, penggaris, dan pena.
            b.  Kita memerlukan alat-alat tulis, seperti kapur, pensil, penggaris, pena.
c.   Kita memerlukan alat-alat tulis seperti; kapur, pensil, penggaris, dan pena.
16) a.   Mira; “Mengapa kau menangis lagi?”
b.   Mira “Mengapa kau menangis lagi?”
c.   Mira: “Mengapa kau menangis lagi?”
d.   Mira, “Mengapa kau menangis lagi?” (dalam dialog)
17) a.   Ibu Aminah terpilih sebagai guru teladan se-Indonesia.
       b.   Ibu Aminah terpilih sebagai guru teladan se Indonesia.
             c.   Ibu Aminah terpilih sebagai guru teladan seIndonesia.
             d.   Ibu Aminah terpilih sebagai guru teladan seindonesia.
18) a.   Dalam perlombaan itu ia mendapatkan hadiah ke 2.
            b.   Dalam perlombaan itu ia mendapatkan hadiah ke dua.
            c.    Dalam perlombaan itu ia mendapatkan hadiah ke-2.
19) a.  Sudah ber-kali2 anak itu diperingatkannya.
            b.  Sudah berkali-kali anak itu diperingatkannya.
            c.   Sudah berkali2 anak itu diperingatkannya.
20) a.   Di bawahnya tertera nama Usman dkk. serta tanggal surat.
            b.  Di bawahnya tertera nama Usman d.k.k. serta tanggal surat
            c.  Di bawahnya tertera nama Usman dkk, Serta tanggal surat

C.   Berilah tanda (v) dimuka kata yang penulisannya sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan.
1.     (   )Hidroxida
2.     (   )Taxi
3.     (   )Akustik
4.     (   )Atmosfer
5.     (   )Oktaf
6.     (   )Eselon
7.     (   )Psikhologi
8.     (   )Sistem
9.     (   )Manajemen
10. (   )Steriometri
11. (   )Aklamasi
12. (   )Effektiv
13. (   )Eksepsi
14. (   )Kwota
15. (   )Exradiksi
16. (   )Skuadron
17. (   )Profil
18. (   )Sekuriti
19. (   )Sekuritas
20. (   )Eksklusif
D.   Lingkarilah salah satu kalimat yang penulisannya sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan.
1)     a. Butir darah merah disebut haemoglobine.
b. Butir darah merah disebut haemoglobin.
            c. Butir darah merah disebut hemoglobine.
            d. Butir darah merah disebut haemoglobin.
2)   a. Diantara obat kimia itu terdapat juga caustik soda.
      b. Diantara obat kimia itu terdapat juga caustic soda.
      c. Diantara obat kimia itu terdapat juga kaustik soda.
      d. Diantara obat kimia itu terdapat juga caustic coda.
3)   a. Bangunan itu mempunyai konstruksi beton yang baik.
            b. Bangunan itu mempunyai konstrukti beton yang baik.
            c. Bangunan itu mempunyai konstruktie beton yang baik.
            d. Bangunan itu mempunyai construksi beton yang baik.
4)     a. Onderdil mesin itu di antaranya berbentuk cylinder.
b. Onderdil mesin itu di antaranya berbentuk cilinder.
            c. Onderdil mesin itu di antaranya berbentuk silinder.
            d. Onderdil mesin itu di antaranya berbentuk cylinderr.
5)   a. Orang itu berbahasa Inggris dengan acsen Australia.
            b. Orang itu berbahasa Inggris dengan accen Australia.
            c. Orang itu berbahasa Inggris dengan aksen Australia.
            d. Orang itu berbahasa Inggris dengan acksen Australia.
6)   a. Mahasiswa itu kuliah di fakultas tehnik.
            b. Mahasiswa itu kuliah di fakultas technique.
            c. Mahasiswa itu kuliah di fakultas tekhnik.
            d. Mahasiswa itu kuliah di Fakultas Teknik.
7)   a. Ia seorang gadis keturunan Cina.
b. Ia seorang gadis keturunan China.
            c. Ia seorang gadis keturunan Chyna.
            d. Ia seorang gadis keturunan Cyna.
8)     a. Kakak memelihara ikan di dalam aquarium.
b. Kakak memelihara ikan di dalam akuarium.
            c. Kakak memelihara ikan di dalam akwarium.
            d. Kakak memelihara ikan di dalam aqwarium.
9)     a. Mahasiswa itu tidak dapat menyelesaikan scripsinya.
b. Mahasiswa itu tidak dapat menyelesaikan scriptienya.
c. Mahasiswa itu tidak dapat menyelesaikan skriptinya.
d. Mahasiswa itu tidak dapat menyelesaikan skripsinya.
10) a. Guru itu mengajar dengan metode yang tidak sesuai.
b. Guru itu mengajar dengan methode yang tidak sesuai.
c. Guru itu mengajar dengan metoda yang tidak sesuai.
d.     Guru itu mengajar dengan metodhe yang tidak sesuai.
11)a. Bayi yang lahir sebelum waktunya disebut bayi premature.
b. Bayi yang lahir sebelum waktunya disebut bayi prematur.
            c. Bayi yang lahir sebelum waktunya disebut bayi prematuur.
            d. Bayi yang lahir sebelum waktunya disebut bayi prematuure.
12) a. Banyak terjadi pengangguran akibat teknologi yang maju.
b. Banyak terjadi pengangguran akibat teknology yang maju.
            c.  Banyak terjadi pengangguran akibat teknologieyang maju.
d.Banyak terjadi pengangguran akibat tehnologi yang maju.
13) a. Kemarin sore taksinya di-charter orang asing.
            b. Kemarin sore taksinya di charter orang asing.
            c. Kemarin sore taksinya dicharter orang asing.
            d. Kemarin sore taksinya dicarter orang asing.
14)a. Sampaikan surat ini pada Sujono, M.S.C.
b. Sampaikan surat ini pada Sujono, M.S.c.
            c. Sampaikan surat ini pada Sujono, M.Sc.
            d. Sampaikan surat ini pada Sujono, MSC.
15)a. Semua pembayaran di pabrik itu dengan kwitansi.
b. Semua pembayaran di pabrik itu dengan kwitantie.
            c. Semua pembayaran di pabrik itu dengan kuitansi.
            d. Semua pembayaran di pabrik itu dengan quitantie.
16)a. Ia berjalan di trotoir.
b.Ia berjalan di trotoire.
c. Ia berjalan di trottoir.
            d. Ia berjalan di trotoar.
17)a. Benang itu terbuat dari bahan Synthesis.
b. Benang itu terbuat dari bahan Cinthesis.
            c. Benang itu terbuat dari bahan Sintesis.
            d. Benang itu terbuat dari bahan Sinthesis.
18)a. System yang digunakan cocok dengan situasi.
b. Sistem yang digunakan cocok dengan situasi.
            c. Sistim yang digunakan cocok dengan situasi.
            d. Systim yang digunakan cocok dengan situasi.
19)a. Mata pelajaran geometry sangat disukainya.
b. Mata pelajaran gemetry sangat disukainya.
            c. Mata pelajaran gemetri sangat disukainya.
            d. Mata pelajaran geometri sangat disukainya.
20)a. Binatang komodo disebut fosil hidup.
b. Binatang komodo disebut posil hidup.
            c. Binatang komodo disebut fossil hidup.
            d. Binatang komodo disebut fossyl hidup.
21)a. Dokter itu mempunyai pasien yang cukup banyak.
b. Dokter itu mempunyai pasient yang cukup banyak.
            c. Dokter itu mempunyai patient yang cukup banyak.
            d. Dokter itu mempunyai patien yang cukup banyak.
22)a. Ibu senang sekali menonton film akir pekan.
b. Ibu senang sekali menonton film akhir pekan.
            c. Ibu senang sekali menonton film ahir pekan.
            d. Ibu senang sekali menonton film achir pekan.
23)a. Para pemuda seIndonesia akan mengadakan konggres.
b. Para pemuda se-Indonesia akan mengadakan kongres.
            c. Para pemuda seIndonesia akan mengadakan congres.
            d. Para pemuda seIndonesia akan mengadakan kongress.
24)a. Tetenggaku mempunyai pabrik komfor.
b. Tetenggaku mempunyai pabrik komfoor.
            c. Tetenggaku mempunyai pabrik konfor.
            d. Tetenggaku mempunyai pabrik kompor.
25)a. Janganlah kita menjadi manusia-manusia kartun.
b. Janganlah kita menjadi manusia-manusia karton.
            c. Janganlah kita menjadi manusia-manusia cartoon.
            d. Janganlah kita menjadi manusia-manusia kartoon.
26)a. Manusia zoologi terdapat di Bogor.
b. Manusia zoologie terdapat di Bogor.
            c. Manusia zologi terdapat di Bogor.
            d. Manusia zologie terdapat di Bogor.
27)a. Setiap pembelian mendapat kopon pengembalian barang.
b. Setiap pembelian mendapat kupon pengembalian barang.
            c. Setiap pembelian mendapat kupond pengembalian barang.
            d. Setiap pembelian mendapat cupon pengembalian barang.
28)a. Universitas Negeri Jakarta menggunakan sistem belajar yang lebih epektif.
b. Universitas Negeri Jakarta menggunakan sistem belajar yang lebih efektip.
            c. Universitas Negeri Jakarta menggunakan sistem belajar yang lebih efektif.
            d. Universitas Negeri Jakarta menggunakan sistem belajar yang lebih effektive.
29)a. Supaya ada hasilnya, frekwensi latihan harus ditambah.
b. Supaya ada hasilnya, frekuensi latihan harus ditambah.
            c. Supaya ada hasilnya, frequency latihan harus ditambah.
            d. Supaya ada hasilnya, frequensi latihan harus ditambah.
             
30)a. Pegawai itu sangat kecewa karena konditenya menurun.
b. Pegawai itu sangat kecewa karena conditenya menurun.
            c. Pegawai itu sangat kecewa karena conduitenya menurun.
            d. Pegawai itu sangat kecewa karena konduitenya menurun.


















Daftar Pustaka


Akhadiah, Sabarti. 1988. Modul Bahasa Indonesia. Universitas Terbuka: Jakarta.

Arifin, Zainal dkk. 1985. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Galia: Jakarta.

Depdiknas. 2004. Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan. Pusat Pengembangan Bahasa: Jakarta.

Widakdo, Joko. 1998. Kemahiran Berbahasa Indonesia. Erlangga: Jakarta.

7 komentar:

Anonim mengatakan...

thanks broo postingannya

Anonim mengatakan...

Anda membuat artikel tentang ejaan, tetapi Anda sendiri masih salah mengeja. Kata "memperhatikan" tidak ada di KBBI, yang benar adalah "memerhatikan". Semoga ini dapat menjadi refleksi bagi Anda. Salam.

Anonim mengatakan...

wah, anda yang keliru, kata "memerhatikan" itu yang salah!, ni gue kasih linknya : biar anda baca kesalahan anda sendiri "http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Daftar_kosakata_bahasa_Indonesia_yang_sering_salah_dieja"

Anonim mengatakan...

iya tuh, dasar orang blo'on, udah dikasih informasi, eh malah nyalah2in orang...wkwkwkw

Anonim mengatakan...

Penulisan artikel ini juga banyak yang salah!

dikalangan = di kalangan
Penulisan Rp tidak pakai titik dan spasi.
merinci = memperinci

Unknown mengatakan...

tanda tanya (?) mestinya ditulis di belakang kata yang diikuti tanpa spasi.
lihat penjelasan pada nomor 10. Anda memberi contoh masih salah ....

Anonim mengatakan...

a.Buah itu busuk, meskipun begitu, dimakannya juga.
b.Buah itu busuk, meskipun begitu dimakannya juga.
c.Buah itu busuk meskipun begitu dimakannya juga.
d.Buah itu busuk meskipun begitu, dimakannya juga.

Kalau boleh tau jawaban yang benar yang mana? mohon infonya kak

About Me

Follower